Sabtu, 09 Oktober 2010

Amerika? kenapa bukan Columbia?

Jika Christopher Columbus adalah penemu benua Amerika, maka mengapa benua itu dinamakan benua Amerika dan bukan benua Columbia?. Apalagi, nama Amerika berasal dari nama Amerigo Vespucci, yang hanya salah satu asisten dari Columbus.
 Wajah Columbus dalam lukisan abad ke-16. Tidak ada gambar asli mengenai Columbus

 

Sebuah peta dunia berusia 500 tahun, menjawab mengapa nama Amerika ditera secara permanen pada benua yang ditemukan Columbus itu, hari Kamis (13/12) dipajang di Perpustakaan Kongres AS di Washington DC. Peta ini dibuat oleh biarawan asal Jerman, Martin Waldseemuller, tahun 1507.

Waldseemuller yang tinggal di desa St Die, wilayah yang kini berada di Provinsi Lorraine, Perancis, dalam peta yang dibuat setahun setelah kematian Columbus sudah menyebutkan jelas Benua Amerika. Seharusnya, peta tersebut menyebutkan Benua Columbia, apalagi baru lewat setahun dengan kematian Columbus di Valladolid, Spanyol, 20 Mei 1506.

Saat itu peta Waldseemuller dibuat sebanyak 500 salinan, tetapi hanya satu yang bisa bertahan selama lebih dari lima abad. Rupanya, sebuah keluarga bangsawan Jerman selama ini hampir 400 ratus tahun menyimpan peta ini di ruang perpustakaan di kastil mereka.
http://www.farwellian.com/wp-content/uploads/2009/10/800px-Waldseemuller_map_2.jpg
Peta dunia karya Martin Waldseemueller tahun 1507
Peta ini baru ditemukan pada tahun 1901. Kongres AS yang merasa berkepentingan pada peta ini kemudian membelinya pada tahun 2003 senilai 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 93 miliar.
Kongres merasa perlu membayar mahal berkenaan dengan sebutan jelas nama Benua Amerika. Bahkan juga secara jelas membelah belahan bumi Barat dengan dua samudra yang kemudian dikenal dengan Samudra Atlantik dan Pasifik.
Nama America terpampang jelas di sini


“Ini juga dokumen pertama dalam bentuk apa pun yang memunculkan nama Amerika,” ujar John Hebert, Kepala Divisi Peta dan Geografi pada Perpustakaan Kongres, kepada wartawan. Hebert juga menegaskan bahwa ini peta pertama yang menggambarkan pemisahan dan seluruh belahan bumi Barat dengan dua samudra.

Peta karya Waldseemuller cukup besar, dengan panjang 2,32 meter dan lebar 1,20 meter. Terdiri dari 12 jalur. Akurasi dari peta yang menggambarkan Benua Amerika ini cukup mengudang decak kagum para ahli.
“Sekitar 80 persen dari peta ini tepat,” ujar Hebert. “Margin kesalahan juga hanya sekitar 70 mil pada khatulistiwa,” katanya menambahkan.
Lantas mengapa bisa nama Amerika yang muncul di peta dan bukan nama Columbia? Besar kemungkinan, Waldseemuller membuat peta berdasarkan informasi dan keterangan yang diberikan Amerigo Vespucci, asisten Columbus. Maklum, saat itu Columbus sudah meninggal dunia.
“Saya menduga telah banyak perjalanan ke benua itu antara tahun 1492 dan tahun 1506, dan bahwa ada kemungkinan orang Spanyol dan Portugal sudah berlayar ke Amerika Latin dan melintas ke pantai barat Amerika,” kata Hebert.
Waldseemuller menerakan nama Amerika pada peta yang dibuatnya tahun 1507 ini. Penjelasan “Terra Incognita” atau “tanah yang belum pernah dikenal” pada benua baru tadi sudah tidak dipakai lagi. Sejarawan lantas bertanya mengapa nama Vespucci yang dipakai dan bukan Columbus yang justru sebagai sebagai penemu pada tahun 1492.

Jay Kislak, seorang banker yang juga memberikan sebagian koleksi petanya, termasuk peta karya Waldseemuller tahun 1516, kepada Perpustakaan Kongres AS, menduga nama Amerika yang muncul karena kelincahan dan relasi Vespucci yang kian luas.
“Vespucci jelas punya kontak yang lebih baik dengan media daripada Columbus. Dia punya kemampuan relasi yang lebih baik. Dia juga bisa menulis lebih baik. Dia juga berasal dari kelas atas, seorang navigasi, bekerja pada ahli medis,” ujarnya.
Spekulasi Kislak sangat masuk akal..
“Itu sebabnya, kita mengenal Amerika, dan bukan Columbia. Inilah kekuatan dari media,” ujar Kislak.
Tidak heran mengapa Waldseemuller menera nama Amerika pada benua baru yang tadinya masih terra incognita itu. Amerigo Vespucci yang lebih terbuka, jelas dan rinci, dan pandai menulis. (AFP/PPG/KOmpas)
Read More..

Atlantis, the lost continent finally found


Atlantis, Atalantis, atau Atlantika (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, "pulau Atlas") adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato, filusuf yunani dalam buku Timaeus dan Critias.
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".

Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun umumnya tidak mempercayainya dan kadang-kadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis juga mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang)
 

kiri ke kanan, Plato, TimaeusCritias dan







Dianggap sebagai omong kosong, memang benar nyatanya. namun dibalik itu ada ilmuan ilmuan yang memang mempercayai atau bahkan mengadakan penelitian tentang benua yang hilang tersebut. salah satunya adalah Prof. Arysio Nunes dos Santos, yang menyebutkan bahwa Atlantis adalah Indonesia dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found.










Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization”, (2005). Di dalam bukunya, Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.




Konteks Indonesia

Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncaknya gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Dan pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos pun menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos, karena penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia sekarang. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Saudaraku, bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir saat ini untuk dapat mengatasinya.
Disadur dari:

* Aryso Santos, dalam buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization”, (2005)
* Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrayid, Ph.D, dalam artikelnya “Atlantis itu sebenarnya Indonesia sekarang?”
* http://misteridunia.files.wordpress.com
* Jakarta Republika, Sabtu, 18 Juni 2005
Read More..

Jumat, 08 Oktober 2010

Perairan Laut - sang pemisah pulau

Perairan Laut, di Bumi ini 3/4 bagiannya terdiri dari perairan. dari perairan tersebut 97,2% adalah perairan air asin atau biasa disebut Lautan atau samudra, sebenarnya ada pembedaan dalam perairan air asin ini...

1. Samudra
2. Laut
3. Terusan
4. Selat
5. Teluk

langsung saja dibahas ya:

1. Samudra (juga dieja Samudera) atau Lautan (dari bahasa Sansekerta) adalah laut yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar.
Ada lima samudra di bumi yaitu:
  • Samudra Arktik
  • Samudra Atlantik
  • Samudra Hindia
  • Samudra Pasifik / Lautan Teduh
  • Samudra Antarktika / Lautan Selatan
Samudra meliputi 71% permukaan bumi, dengan area sekitar 361 juta kilometer persegi, isi samudra sekitar 1.370 juta km³, dengan kedalaman rata-rata 3.790 meter. (Perhitungan tersebut tidak termasuk laut yang tak berhubungan dengan samudra, seperti Laut Kaspia).

2. Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.





3. terusan adalah lautan yang dibuat manusia dengan sengaja pada tanah genting yang menghubungkan 2 laut yang diapit suatu daratan, hal ini dilakukan dengan tujuan tujuan pelayaran agar kapal dapat memperpendek jalur pelayaran.
 



4. Selat, sebuah wilayah perairan (laut) yang relatif sempit yang menghubungkan dua bagian perairan yang lebih besar atau dalam, atau menghubungkan permukaan daratan. Selat buatan disebut terusan atau kanal.





5. Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.
Teluk-teluk terkenal di dunia di antaranya adalah Teluk San Francisco di Amerika Serikat, Teluk Guantanamo di Kuba, dan Teluk Persia di Jazirah Arab.
Beberapa teluk besar di Indonesia adalah Teluk Cenderawasih di Irian, Teluk Tomini di Sulawesi, dan Teluk Bone, juga di Sulawesi.
Read More..

Kamis, 07 Oktober 2010

Hujan Es - pasti sakit kalo kena kepala

Hujan es,atau Hujan Frost dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.


Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan , dan pertumbuhannya secara vertical dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah vertical sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus atau Cumulus Nimbus (CB).
Read More..

Borobudur - bangunan indah nan megah

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa. Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.
Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.
Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.
 Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka.




Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi lotus serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu.
Read More..

Kamis, 30 September 2010

Angin Siklon - keren dan bahaya

Dalam meteorologi, siklon tropis (atau hurikan, angin puyuh, badai tropis, taifun, atau angin ributtropis. Sementara angin sejenisnya bisa bersifat destruktif tinggi, siklon tropis adalah bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang memindahkan panas dari daerah tergantung pada daerah dan kekuatannya) adalah sebuah jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi.






 Gambar disamping merupakan gambar angin Hurikan Ivan dilihat dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, September 2004.


Siklon tropis digolongkan ke dalam tiga kelompok utama: depresi tropis, badai tropis, dan kelompok ketiga yang namanya tergantung pada daerah.
 Depresi tropis adalah sistem terjuntrung awan dan badai petir dengan sirkulasi dan angin berlarut maksimum permukaan terarasi kurang dari 17 meter per detik (33 knot, 38 m/j, atau 62 km/j). Ia tidak mempunyai mata, dan tidak khas dengan bentuk berpilin dari badai-badai yang lebih kuat. Ia sudah menjadi sistem tekanan rendah, namun, karenanya bernama "depresi".
 Badai tropis adalah sistem terjuntrung dari badai petir kuat dengan sirkulasi dan angin berlarut maksimum permukaan terarasi di antara 17 dan 33 meter per detik (34-63 knot, 39-73 m/j, atau 62-117 km/j). Pada waktu ini, bentuk siklon tersendiri mulai terbina, walau matanya biasanya tak muncul.
  Pengistilahan yang digunakan untuk mendeskripsikan siklon tropis dengan angin berlarut maksimal yang melampaui 33 meter per sekon (63 knot, 73 m/j, atau 117 km/j) bervariasi tergantung daerah asalnya.

 Badai Catarina, ini yang ane anggp keren tadi, tapi...
bisa jadi gini kalo dilewati angin keren tadi..
sereeeeeem...!!!


http://id.wikipedia.org/wiki/Siklon_tropis
Read More..